Menu Tutup

Cara menentukan kapasitas Kompresor yang dibutuhkan

Untuk menentukan kapasitas kompresor yang akan Kita gunakan sangatlah penting, agar kegiatan produksi tidak terganggu oleh kurangnya tekanan atau flowrate udara dari kompresor dan tidak menjadikan biaya listrik tinggi.

Apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis kompresor  atau berapa HP yang harus Kita pakai, berikut hal-hal yang harus Kita perhatikan :

  1. Ketahui nilai tekanan udara minimal / maksimal yang dibutuhkan oleh mesin Kita

Umumnya sebuah mesin sistem pneumatic mencantumkan kebutuhan udara tekan untuk menggerakkan sistemnya atau Kita dapat meminta dari vendor mesin untuk manualnya, Kita ambil contoh misalnya tertera kebutuhan tekanan udara mesin adalah 6 Kg/cm2 (6 bar) maka dapat dipastikan Kita membutuhkan kompresor dengan tekanan maksimal 7 hingga 8 bar. Apakah tidak over tekanan dengan kompresor bertekanan 8 bar dan khawatirnya dapat merusak part-part pneumatic di mesin tersebut ?; jawabannya tidak. Karena pada ‘input’ udara tekan ke dalam mesin pneumatic biasanya disediakan oleh vendor mesin sebuah alat yang disebut sebagai ‘Regulator’ yang berfungsi mengatur nilai tekanan udara kompresor untuk masuk ke mesin dengan nilai stabil di angka yang Kita butuhkan semisal dalam contoh di atas adalah 6 bar

images.jpgCompressed Air Regulator, gbr. di ambil dari Google

2. Ketahui berapa jumlah aliran udara tekan (flow rate) yang dibutuhkan mesin produksi dalam 1x siklus kerja mesin yang biasanya ditandai dengan satuan liter/menit

Setelah point-1 tekanan udara yang dibutuhkan oleh mesin telah diketahui, selanjutnya yang harus Kita ketahui adalah berapa liter udara dengan tekanan 6 bar ini akan dikonsumsi dan terbuang ke atmosphere dalam waktu 1 menit. Udara bertekanan yang keluar dari kompresor dan dipakai untuk menggerakan mesin pneumatic datang secara 1 arah dari unit kompresor ke mesin pneumatic setelahnya akan dibuang melalui mesin pneumatic itu sendiri, sehingga kita membutuhkan data Flowrate (jumlah aliran udaranya dalam 1 menit) untuk disesuaikan dengan kapasitas kompresor yang Kita butuhkan sehingga kompresor dapat melakukan pengisian ulang namun tidak mengganggu aktifitas daripada mesin pneumaticnya.

Setelah flowrate data dari mesin diketahui, maka penentuan nilai flowrate yang dibutuhkan harus ditambah 30% dan hasilnya adalah kapasitas kompresor yang Kita butuhkan. Sebagai contoh, kebutuhan mesin Kita adalah 6 bar dan flowratenya tertera 250 liter/menit. Maka kita membutuhkan kompresor dengan tekanan 8 bar serta untuk flowratenya adalah 250 liter + 30% = 325 liter/menit. Inilah kompresor yang dibutuhkan untuk suplai ke mesin pneumatic Kita, jadi pada produk Kami dapat disupport dengan 1 unit kompresor piston Swan kapasitas 3 HP (@ 8 bar, flowratenya 355 liter/menit). Nah, ada nilai + 30% di atas dimaksudkan agar kompresor dapat mengisi kembali tekanannya setelah terpakai serta mesin tetap beroperasi normal.

Pemilihan kompresor udara di bawah kapasitas yang telah Kita hitung di atas, dapat menyebabkan keadaan kompresor udara yang tidak mampu menyuplai udara tekan yang dibutuhkan dan mesin pneumatic bekerja tidak sempurna, dan mekanisme kompresor harus bekerja berat yang dapat menyebabkan kerusakan unit kompresor itu sendiri.

3. Pengaturan ruang untuk sistem udara kompresor

Setelah 2 poin penting di atas dalam menentukan besaran kebutuhan (kapasitas HP) kompresor,  Kita harus memperhatikan jarak antara ruang produksi / ruang mesin dengan ruang penghasil udara bertekanan (ruang kompresor). Instalasi ruang kompresor menuju ruang produksi / ruang mesin setiap user pasti berbeda. Bahwa Kami rasa setelah 2 poin di atas dapat ditentukan namun apabila jarak ruang kompresor dan ruang mesin disuplai memiliki jarak relatif jauh serta instalasi pipa distribusi yang memiliki banyak lekukan, tentunya hitung-hitungan di poin 1 – 2 tidak bisa langsung diterapkan. Silakan kontak kami untuk memastikan kesesuaian kapasitas unit kompresor dan aksessorisnya dengan kondisi khusus di tempat anda.

.

4. Menggunakan kompresor dengan tetap memperhatikan penghematan energi

Bagaimana bisa, menggunakan peralatan seperti kompresor yang memang digerakkan oleh motor listrik tapi tetap hemat energi ?.  Tentu setelah Kita mengikuti poin 1- 3 di atas, maka kesalahan dalam menentukan kebutuhan kapasitas kompresor dapat dieliminir berikut dengan kemungkinan dari salah penentuan tersebut yang sering berimbas kepada overhead biaya listrik.  Selanjutnya ketika Kita membutuhkan penggunaan kompresor dengan kapasitas relatif besar, Kita dapat memilih kompresor hemat energi seperti kompresor  direct couple, inverter ataupun kompresor berpenggerak motor magnet.

Itulah poin-poin penting untuk menentukan kapasitas kompresor yang  dibutuhkan, nah sekarang dari pengalaman Kami tidak sedikit juga user kerap bertanya : Kompresor piston atau tipe screw kompresor yang harus dipakai ?…. Akan Kami hadirkan bahasan mengenai hal ini pada kesempatan lain. Terimakasih atas atensi anda pada artikel-artikel dan web ini, salam sehat dan sejahtera bagi Kita semua…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *